Rabu, 12 September 2018

Menjaga Kebersamaan Usai Musim Haji

Umroh Berkualitas Dengan Umroh Murah di Jakarta

Ibadah haji 2018 secara resmi ditutup dua pekan lalu. Berbagai perbaikan dan kemudahan layanan membekas di kalangan jamaah Malaysia.

"Sejak kembali meliput sekaligus pergi haji sebagai jurnalis, saya telah mencoba mengatur pikiran saya.” Papar  Sofea Chok Suat Ling, jurnalis New Strait Times Malaysia.

Pengalaman ini sangat menantang baginya 55 hari di Tanah Suci sama dengan seumur hidupnya. “Bagaimana mungkin, orang-orang dengan warna, latar belakang, dan negara yang berbeda dalam kehidupan bisa hidup berdampingan menjadi satu.” paparnya.

Menurutnya, jamaah haji yang datang ke Tanah Suci mungkin tak memahami satu sama lain. Namun, mereka terlihat sama. "Mereka emahami satu sama lain ketika membaca Talbiyah, takbir, dan ayat-ayat Alqur’an.” lanjutnya.

Keragaman orang-orang dengan satu tujuan yang sama merupakan pemandangan yang baik untuk dilihat.  Dengan semangat kebersamaan ini, pasti akan tercipta kondisi damai di mana pun.

"Melihat orang-orang berputar mengelilingi Ka’bah (Thawaf –red) adalah hal yang begitu memesona, bahkan hampir menghipnotis. Di tempat inilah seluruh umat Muslim di dunia menghadapkan wajahnya untuk beribadah," katanya.

Ibadah haji juga bukan merupakan ibadah yang perlu ditakuti. Banyak orang yang menunda ibadah ini hingga lanjut usia, dengan alasan tidak layak atau tidak siap.

“Jangan menunggu. Pergi ketika Anda diundang. Selama Anda pergi dengan ketulusan dan hati terbuka, Insya Allah semuanya akan baik-baik saja," katanya.

0 komentar:

Posting Komentar